Oleh : Cahyadi Takariawan
Rejeki adalah pemberian Allah Ta’ala. Akan tetapi rejeki tidak serta merta turun dari langit. Manusia wajib untuk mengusahakannya.
Di antara cara mengusahakan rejeki adalah dengan menghindari hal-hal yang bisa menghambat datangnya rejeki. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Zadul Ma’ad menyatakan, ada empat hal yang menjadi penghambat rejeki.
Empat hal itu adalah, yang pertama tidur pagi, kedua sedikit shalat, ketiga bermalas-malasan, dan keempat sifat khianat.
Hal pertama yang menjadi penghambat datangnya rejeki adalah tidur pagi. Sebagaimana diketahui, pagi adalah waktu yang penuh berkah.
Nabi Saw mendoakan keberkahan pada pagi hari. Dari sahabat Shakhr Al Ghamidi ra, Nabi Saw berdoa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Shakhr Al Ghamidi adalah seorang pedagang sukses. Dia biasa memulai perjalanan membawa barang dagangannya pada pagi hari. Karena hal itu dia menjadi kaya dan banyak harta.
Sebagian umat muslim masih nyenyak tidur hingga matahari terbit. Kebiasaan meninggalkan shalat Shubuh seperti ini membuat seseorang lepas dari jaminan Allah.
Dari Jundab bin ‘Abdillah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah”. HR. Muslim, no. 657.
Hal kedua yang menjadi penghambat rejeki adalah sedikit shalat.
Orang yang sedikit shalatnya, berarti kurang ketakwaannya kepada Allah. Padahal, takwa adalah pembuka pintu rejeki, sebagaimana firman Allah:
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya”. QS. Ath Thalaq: 2 – 3.
Hal ketiga yang menjadi penghambat rejeki adalah sikap bermalas-malasan.
Sesungguhnya setiap muslim dituntut untuk bekerja, berusaha dan bertawakkal kepada Allah. Burung pun untuk mendapatkan rejeki harus berusaha. Burung yang malas tidak akan mendapatkan rejeki.
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, tentu kalian akan diberi rejeki sebagaimana burung diberi rejeki. Ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.” HR. Tirmidzi, no. 2344; Ibnu Majah, no. 4164; Ahmad, 1:30. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
Baca Juga : Antara Pengorbanan, Cinta, dan Cita-Cita
Imam Ahmad pernah ditanya mengenai seseorang yang hanya duduk-duduk saja di rumahnya atau hanya berdiam di masjid, dan ia berkata, “Aku tidak mau bekerja sedikit pun dan hanya mau menunggu sampai rejekiku datang.”
Imam Ahmad pun berkata, “Orang ini benar-benar bodoh. Padahal Nabi Saw bersabda – sebagaimana hadits burung di atas – bahwa burung saja bekerja dengan berangkat pada pagi hari. Para sahabat Nabi yang mulia pun berdagang dan bekerja dengan hasil kurma mereka. Merekalah sebaik-baik teladan.” (Fathul Bari, 11: 306)
Ibnu ‘Allan mengatakan bahwa As Suyuthi berkata, “Al Baihaqi mengatakan dalam Syu’abul Iman, “Hadits ini bukanlah dalil untuk duduk-duduk santai, enggan melakukan usaha untuk memperoleh rejeki. Bahkan hadits ini merupakan dalil yang memerintahkan untuk mencari rejeki karena burung tersebut pergi pada pagi hari untuk mencari rejeki.”
Hal keempat yang menjadi penghambat rejeki adalah sikap khianat.
Orang yang tidak amanah, membuat orang lain sulit percaya kepada dirinya. Bekerja membutuhkan sikap amanah, tanpa sikap amanah tak ada yang bisa bekerja sama dengan dirinya, bailk sebagai bos, staf ataupun mitra kerja.
Lebih dari itu, sikap khianat juga menjadi salah satu tanda kemunafikan. Nabi Saw bersabda:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tiga tanda munafik adalah jika berkata ia berdusta; jika berjanji ia mengingkari; dan ketika diberi amanat maka ia khianat.” HR. Bukhari, no. 33 dan Muslim, no. 59.
Maka mari hindari empat hal yang menjadi penghambat rejeki. Semoga rejeki kita dimudahkan dan diberkahi Allah.